Yajna Sesa,
Pemborosan?
Apakah tidak merupakan suatu pemborosan bila setiap harinya
melakukan Yajna Sesa dengan membuang nasi, bukankah lebih baik beras untuk nasi
itu dikumpulkan lalu disumbangkan pada orang miskin?
Eka
Denpasar
T
|
idak sedikit orang,
terutama yang awam melontarkan pertanyaan semacam ini. Dan itu sah saja. Tetapi
tentunya agak tidak lumrah jika umat Hindu sendiri belum memahami sedikit saja
tentang apa yang setiap hari dilakukannya yaitu Yajna Sesa. Perihal Yajna Sesa
yaitu membanten nasi seusai masak adalah ajaran kesusilaan Hindu yang
menuntut umat untuk selalu bersikap anresangsya; tidak mementingkan diri
sendiri dan ambeg para martha; mendahulukan kepentingan di luar
diri.
Adapun pijakannya tersurat pada sloka Bhagawadgita III. 13;
“Ia yang memakan sisa
yajna akan terlepas dari segala dosa, tetapi Ia yang hanya memasak makanan
hanya bagi diri sendiri, sesungguhnya makan dosa”.
Dari suratan ini lalu terealisasilah Yajna Sesa itu. Bahwa sebelum menikmati
sesuatu, persembahkanlah terlebih dahulu sebagai cetusan angayu bagia atas
waranugrahanya. Dan perbuatan itu bukanlah sebagai suatu pemborosan. Sebab
beryajna tidak harus dilihat dari seberapa banyak materi yang dihabiskan,
tetapi berpijak pada sejauh mana sikap umat dalam mempersembahkan sesuatu yang
sesungguhnya bukan milik kita. Lagi pula beryajna merupakan kewajiban umat
Hindu yang terkait erat dengan Rna-utang yang wajib dibayar. Baik Dewa Rna, Rsi
Rna, maupun Pitra Rna. Jika direnungkan, betapa nistanya manusia yang hidup
dengan hanya menikmati apa yang diberikan Tuhan. Sementara mempersembahkan
sebagian kecil dari apa yang telah diberikan, tak sudi dilakukan.
Jadi, apakah artinya sejumput nasi yang dihaturkan jika dibandingkan anugerah
Tuhan yang telah kita dapat nikmati. Dan itu bukanlah sekadar perbuatan
membuang nasi seperti dikatakan penanya, melainkan sebuah persembahan bhakti
dari umat yang merasa wajib berterimakasih atas kemurahan-Nya. Memang, ide
untuk menyumbang pada orang miskin patut diwujud-nyatakan, Namun tentu bukan
dengan meniadakan Yajna Sesa. Banyak cara dan jalan yang telah ditunjukkan oleh
ajaran agama Hindu untuk menunjukkan sikap peduli terhadap kaum miskin. Tinggal
kemauan dan ketulus-ikhlasan kita semua untuk segera memulainya. Dan yang
pasti, tidak ada istilah pemborosan untuk suatu yajna. Janganka hanya untuk
Yajna Sesa berupa sejumput nasi, upacara agung semacam Eka Dasa Rudra atau Tri
Bhuwana yang menelan dana hampir satu milyar pun tetap dipandang tidak
merupakan pemborosan. Sebab, yajna mengatasi segala materi. Nuansa yang ada
pada perilaku beryajna hanyalah bhakti. Bukan bati. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar